Gara - Gara Melet Saat Upacara Siswa SMP Di Gampar dan Di Telanjangi

Seperti terjadi didaerah lain diluar Kota Kediri, Peristiwa kekerasan dan pelecehan yang dilakukan guru maupun satpam sekolah juga terjadi diwilayah Hukum polresta kediri,hingga mencoreng dunia pendidikan yang ada. Kasus ini berawal dari Pelaporan Orang tua HK (13), siswa klas VII H SMP Negeri 7 Kota Kediri ke Mapolresta Kediri. Mereka keberatan dengan tindakan oknum petugas keamanan (satpam) dan guru mata pelajaran yang mendidik dengan cara kekerasan terhadap anaknya.

Kepala Unit Pengaduan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Kediri Ipda Cristin Kusuma Rahayu membenarkan laporan orang tua HK.”Kami tengah menyelidikinya,namun sampai saat ini kami memang belum memanggil pihak terlapor untuk dimintai klarifikasi,” ungkap Cristin, ditemui di Mapolresta Kediri, dan pihaknya telah memanggil dan memeriksa korban beserta saksi 2 orang, Selasa(22/12) siang.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, kejadian itu berlangsung setelah kegiatan upacara bendera dihalaman SMP Negeri 7 Kota Kediri. Menurut keterangan teman-teman HK yang enggan disebutkan namanya menuturkan, peristiwa itu dipicu ulah HK yang menjulurkan lidahnya alias melet. Aksi HK disikapi oleh Teguh Wicaksono, satpam.

Selesai kegiatan upacara, HK yang selama ini tinggal bersama orang tuanya di Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren Kota Kediri langsung dipanggil oleh Wicaksono.

Masih di halaman sekolah tempat berlangsungnya upacara, Wicaksono yang sudah memendam amarah dengan kelakuan HK, langsung menempeleng siswa yang ditengarai memasang tindik di lidahnya itu. Tidak berhenti disitu, tiba-tiba Suhartoyo, guru mata pelajaran PPKn memegang celana HK, lalu melorotnya.

Karena saat itu sejumlah siswa klas VII masih berada di halaman untuk mendengarkan pengumuman, tentu menyaksikan kejadian itu. Beberapa siswa teman HK menertawakan hal itu. Namun, HK akhirnya disuruh oleh Wicaksono dan Hartoyo untuk pulang.

Terpisah, Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Budi Sutrisno saat berusaha dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Budi Sutrisno beralasan semata-mata untuk mendidik. “Anaknya memang nakal, dan sudah mendapatkan poit 290, atau kategori parah. Yakni, tidak naik kelas, pernah mencuri, dan bolos,” ungkap Budi Sutrisno.

Masih kata Budi Sutrisno, pihaknya tidak berniat untuk melakukan pelecehan dengan cara melorot celana HK,namun hanya sekedar guyonan alias bercanda. Sementara itu saat ditanya sangsi yang akan diberikan sekolah kepada guru dan satpam yang melakukan kekerasan kepada HK, Budi Sutrisno menjawab hanya akan memberikan peringatan kepada keduanya. Hingga saat ini kasus kekerasan dan pelecehan terhadap HK masih dalam penyelidikan kepolisian dan dimungkinkan akan terus berlanjut hingga dalam persidangan bila tidak ditemukannya perdamaian antara korban serta pelaku.


Sumber : kedirijaya.com

Posted in: Info